Rabu, 22 Februari 2012

Puncak Kebodohan KPSI

Oleh: Primata Euroasia | 22 February 2012 | 12:05 WIB

1. KPSI menganggap sudah mendelegitimasi PSSI lewat RASN.
Namun nyatanya sampai sekarang PSSI masih eksis. Bahkan
Persipura yang tidak menganggap PSSI, namun untuk urusan LCA,
mereka minta bantuan PSSI. Persipura mengajak Ketum KPSI Toni
Apriliani nonton bareng di Adelaide. Begitu ketahuan Adelaide
memakai pemain ilegal, Persipura minta PSSI getol membantu
mereka di AFC.

2. Tidak berkomitment terhadap keputusan mereka sendiri. Dalam
pra Kongres mereka memutuskan KLB akan digelar 6 Maret.
Kemudian mundur lagi ke 9 Maret. Dengan alasan memberi
kesempatan Komite Pemilihan, diundur lagi ke 21 Maret. Belum lagi
dua minggu keputusan itu dibuat, sudah diubah jadwalnya maju ke
tanggal 18 Maret dengan alasan keputusan “voters”. Seyogyanya
keputusan dalam rapat, harus diubah pula melalui sebuah rapat.

3. Berencana membuat Tim Nasional tandingan. Belum juga hasil
KLB nanti disetujui FIFA atau tidak mereka sudah berkoar akan
membuat timnas tandingan. Kalau memang tujuannya baik, tak
perlu membuat statemen seperti itu, malah semakin ketahuan
kengototan mereka agar Indonesia dihukum FIFA.

4. Dan inilah puncak kebodohan mereka. KPSI tidak peduli jika
dalam KLB nanti tidak dihadiri oleh utusan FIFA/AFC dengan alasan
FIFA cukup mengetahui perkembangannya saja. Logika apalagi
yang dipakai oleh KPSI? Kalau cuma laporan saja semua orang bisa
mengarang. Karena itulah dalam setiap Kongres FIFA/AFC
mengirim utusan untuk memantau pelaksanaan Kongres itu sendiri.
Disamping itu juga untuk menunjukkan legitimasi dari
penyelenggara Kongres.
KPSI ibaratnya seorang anak kecil yang menunjukkan tingkah laku
bodoh dan lucunya. Seorang anak kecil beranggapan bahwa
semakin banyak orang yang tertawa dan mengomentari aksinya,
maka akan semakin menjadi-jadi tingkah lakunya.

Sumber : kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar